Senin, 20 Maret 2017

Sejarah lampu

a. Sejarah Lampu

forSejarah Lampu



Sejarah Lampu]Sejarah perkembangan perlampuan bermula pada puluhan abad yang lalu dari suatu penemuan manusia yang membutuhkan penerangan (cahaya buatan) untuk malam hari dengan cara menggosok-gosokan batu hingga mengeluarkan api, kemudian dari api dikembangkan dengan membakar benda-benda yang mudah menyalan hingga membentuk sekumpulan cahaya dan seterusnya samapi ditemukan bahan bakar minyak dan gas yang dapat digunakan sebagai bahan penyalaan untuk lampu obor, lampu minyak maupun lampu gas.
Teknologi berkembang terus dengan ditemukannya lampu listrik oleh Thomas Alpha Edison pada tanggal 21 Oktober 1879 di laboratorium Edison-Menlo Park, Amerika. Prinsip kerja dari lampu listrik tersebut adalah dengan cara menghubung singkat listrik pada filamen carbon (C) sehingga terjadi arus hubung singkat yang mengakibatkan timbulnya panas. Panas yang terjadi dibuat hingga suhu tertentu sampai mengeluarkan cahaya, dan cahaya yang didapat pada waktu itu baru mencapai 3 Lumen/W (Lumen = satuan arus cahaya).
Sampai sekarang ada dua orang yang dianggap paling berjasa dalam penemuan lampu yaitu Thomas Edison dan Joseph Swan, praktis pada saat bersamaan mereka berhasil membuat lampu yang berbeda. Prinsip kerja dari lampu pijar temuan Thomas Alpha Edison ini adalah dengan cara menghubung singkatkan listrik pada filamen carbon (C) sehingga terjadi arus hubung singkat yang mengakibatkan timbulnya panas. Panas yang terjadi dibuat mencapai suhu tertentu agar filamen carbon tersebut berpijar dan mengeluarkan cahaya. Besarnya arus cahaya yang dihasilkan pada saat itu baru mencapai 3 Lumen/Watt (Lumen = satuan arus cahaya).lampu yang menggunakan tekanan rendah untuk menjaga agar filamen tidak terbakar, sedangkan yang dibuat oleh Swam yaitu menggunakan filamen karbon yang berpijar jika dilalui listrik. bola lampu tidak sepenuhnya hampadan oksigen didalamnya begitu sedikit sehingga filamen dapat menjadi sangat panas tanpa menimbulkan lidah api


1. Sejarah Lampu-Lampu Non-Elektrik

forLampu Non-Elektrik

]http://s.kaskus.id/images/2014/08/11/7047077_20140811010144.jpg



Sejarah Lampu non Elektrik Yang dimaksud lampu non elektrik adalah lampu yang dapat menerangi tanpa perlumenggunakan energy listrik. Lampu non elektrik pertama kali ditemukan pada tahun70.000 SM.Cara pembuatannya yaitu batu cekung, kerang, ata bahan alami apapun diisi dengan lumut.Lumut tersebut dibasahi dengan lemak binatang dan dinyalakan.Sekitar abad ke 7 SM masyarakat Yunani kuno sudah menggunakan teknologi lamputerakota untuk menggantikan obor. Kata lampu sendiri berasal dari bahasa Yunani
lampas
yang berarti obor


Ini dia Macam Lampu yang Non-Elektrik

1. Lampu minyak.

forLampu Minyak



Perkembangan selanjutnya dalam sejarah lampu terjadi di abad 18M. Saat itu manusiamenemukan alat pembakar sentral, hal ini merupakan perubahan yang signifikan pada desainlampu. Bahan bakar lampu disimpan sangat ketat di dalam besi dan sebuah pipa metal yangdapat disetel digunakan untuk mengatur intensitas pembakaran bahan bakar dan intensitascahaya yang dihasilkan.Di abad yang sama corong asap kaca kecil ditambahkan pada lampu untuk menjaga nyalaapi dan mengatur aliran udara ke nyala api tersebut
.

2. Bahan bakar penerangan

forLampu Bahan Bakar



Jaman dahulu bahan bakar untuk lampu non elktrik adalah minyak zaitun, minyak kacang, minyak wijen, minyak paus, dan minyak-minyak lainnya. Bahan bakar tersebutdigunakan sampai akhir abad ke 18.Pada tahun 1859, pengeboran minyak petroleum mulai sering dilakukan. Alhasil lampukerosin menjadi popular. Lampu seperti ini pertama kali digunakan di Jerman. Lampu berbahan bakar batu bara dan gas mulai marak digunakan


2. Sejarah Lampu-Lampu Elektrik

forLampu Elektrik



Lampu elektrik pertama di dunia ditemukan oleh Edison, setelah berkali-kali gagal dalam percobaan. Edison mematenkan penemuannya pada 1879.
Ide lampu sebenarnya sudah berusia 70 tahun sebelum Edison mematenkannya. Sir Humpry Davy adalah orang pertama yang mendemonstrasikan dua batang karbon yang memercikkan cahaya. Hanya saja, cahaya yang dihasilkan terlalu terang, seperti percikan cahaya saat mengelas besi.
Selain itu, lampu ini membutuhkan sumber listrik yang terlalu besar. Lampu Davy masih bisa Anda lihat saat ini di konser musik atau pembukaan toko baru yang meriah.
Banyak ilmuwan tertarik pada penemuan Davy. Mereka berusaha memecah cahaya yang terlalu terang itu. Salah satu caranya adalah dengan mengalirkannya melalui suatu material. Hanya saja, material tersebut akan termakan oleh listrik yang berpijar. Untuk mengatasinya maka perlu membatasi kontak antara listrik pijar dengan oksigen. Di situlah muncul ide untuk mengurungnya dalam bola.
Pada 1841, Frederick DeMoleyns mematenkan bohlam yang terbuat dari campuran platina dan karbon. Empat tahun berikutnya, J.W. Starr mematenkan bohlam vakum dengan bahan pembakar karbon. Kemudian, banyak orang berusaha memvakum bohlam menggunakan material lain, kadang dengan bentuk yang berbeda. Penemuan mereka berhasil di laboratorium tetapi tidak bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada 1878, Thomas Alva Edison bergabung dalam kompetisi pembuatan bohlam yang efektif dan efisien. Sebelumnya, Edison sudah terkenal sebagai penemu telegraf dan fonograf. Pada Oktober, dia mengumumkan bahwa dia sudah mampu mengatasi permasalahan bohlam.
Pengumuman itu terlalu dini, Edison memang sudah punya gagasannya, tetapi dia belum sempat menyempurnakannya. Bicara memang lebih mudah ketimbang melakukannya. Itulah yang terjadi. Dalam usaha menyempurnakan gagasannya, Edison gagal terus.
Edison mengajak Francis Upton, dari Universitas Princeton, bergabung dalam penelitiannya. Mereka mulai mendaftar percobaan gagal yang dilakukan orang lain dan menghindari cara-cara tersebut. Mereka juga mendaftar sifat-sifat material yang telah digunakan dan mencari material yang tepat.
Mereka menemukan bahwa pembakar yang tepat adalah material yang memiliki hambatan besar. Material dengan hambatan besar tidak menghabiskan banyak listrik. Mereka mulai menyeleksi semua material yang memiliki hambatan besar.
Sejarah Lampu – Bohlam Pertama
Pada Oktober 1879, setahun setelah pengumuman gagasannya, Edison menggunakan kapas yang dikarbonasi sebagai pembakar. Lampu itu menyala, tetapi hanya mampu bertahan 13 jam. Itulah lampu yang diklaim sebagai bohlam pertama.
Dalam pengembangannya, Edison menemukan bahwa bambu Jepang yang dikarbonasi merupakan material yang paling tepat sebagai pembakar. Material ini kemudian dikenal sebagai filamen. Bohlam yang menggunakan filamen bertahan sampai 600 jam.
Jawaban “Thomas Alva Edison” sebagai penemu bohlam tidak sepenuhnya tepat karena sudah banyak orang yang menemukan bohlam. Hanya saja, Edison menemukan bohlam yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan konsumsi listrik yang efisien.
Sejarah Lampu – Perkembangan Jenis-Jenis Lampu
Kini kita dapat menikmati terangnya cahaya lampu setelah berbagai ilmuwan berjuang mencatat sejarah lampu. Saat ini setidaknya ada 4 jenis lampu yang bisa digunakan oleh manusia, yaitu:


Ini Macam Lampu Elektrik :

forLampu Bohlam atau Pijar


1.Lampu Bohlam atau Pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya.Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt.Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan dioda cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.
Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah pemanas kandang ayam, dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri.


2.Lampu Fluorescent


forLampu Fluorescent



Karakteristik dari lampu Lampu Flourescent/TL ini, adalah mampu menghasilkan cahaya output per watt daya yang digunakan lebih tinggi daripada lampu bolam biasa (incandescent lamp). Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan bahwa 32 watt lampu TL akan mengjasilkan cahaya sebesar 1700 lumens pada jarak 1 meter sedangkan 75 watt lampu bolam biasa (lampu bolam dengan filamen tungsten) menghasilkan 1200 lumens. Atau dengan kata lain perbandingan effisiensi lampu TL dan lampu bolam adalah 53 : 16. Efisiensi disini didefinisikan sebagai intensitas cahaya yang dihasilkan dibagi dengan daya listrik yang digunakan. Prinsip Kerja Lampu TL (Fluorescent Lamp) Ketika tegangan AC 220 volt di hubungkan ke satu set lampu TL maka tegangan diujung-ujung starter sudah cukup utuk menyebabkan gas neon didalam tabung starter untuk panas (terionisasi) sehingga menyebabkan starter yang kondisi normalnya adalah normally open ini akan ‘closed’ sehingga gas neon di dalamnya dingin (deionisasi) dan dalam kondisi starter ‘closed’ ini terdapat aliran arus yang memanaskan filamen tabung lampu TL sehingga gas yang terdapat didalam tabung lampu TL ini terionisasi. Pada saat gas neon di dalam tabung starter sudah cukup dingin maka bimetal di dalam tabung starter tersebut akan ‘open’ kembali sehingga ballast akan menghasilkan spike tegangan tinggi yang akan menyebabkan terdapat lompatan elektron dari kedua elektroda dan memendarkan lapisan fluorescent pada tabung lampu TL tersebut. Perstiwa ini akan berulang ketika gas di dalam tabung lampu TL tidak terionisasi penuh sehingga tidak terdapat cukup arus yang melewati filamen lampu neon tersebut. Lampu neon akan tampak berkedip. Selain itu jika tegangang induksi dari ballast tidak cukup besar maka walaupun tabung neon TL tersebut sudah terionisasi penuh tetap tidak akan menyebabkan lompatan elektron dari salah satu elektroda tersebut


3.Lampu Halogen

forLampu Halogen



Lampu halogen adakan sebuah lampu pijar dimana sebuah filamen wolfram disegel di dalam sampul transparan kompak yang diisi dengan gas lembam dan sedikit unsur halogen seperti iodin atau bromin. Putaran halogen menambah umur dari bola lampu dan mencegah penggelapan kaca sampul dengan mengangkat serbuk wolfram dari bola lampu bagian dalam kembali ke filamen. Lampu halogen dapat mengoperasikan filamennya pada suhu yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa tanpa pengurangan umur. Lampu ini memberikan efisiensi yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa (10-30 lm/W), dan juga memancarkan cahaya dengan suhu warna yang lebih tingg


4.Lampu LED

forLampu LED




Pak Shuji Nakamura sebagai penemu LED dengan bahan yang nyaris sudah tidak digubris oleh para peneliti lainnya, Galiun Nitrid (GaN) tahun 1991. Pada tahun 1993, Pak Nakamura kemudian berhasil meciptakan LED biru komersial, menyusul LED berwarna hijau dan putih. Dan pada tahun 1995, Pak Nakamura berhasil menciptakan laser biru. Dengan penemuannya Blue LED (terbaru untuk penopang Blu-Ray PS3 ny SONY itu) ini dinilai telah melakukan revolusi di bidang elektronika dan upaya kepada penghematan enerji.
Melihat latar belakang dan serba serbi penemuannya, maka Pak Nakamura adalah benar2 “inventor sejati” dan orang yang loyal kepada perusahaannya (di awalnya ;-)). Dengan fasilitas seadanya di perusahaan kecil di Tokushima, anggapan ketakadaan prospek bagi materi yang digelutinya, dan di bawah bayang2 persaingan pengembangan diode oleh perusahaan2 besar macam Toshiba, maka keberhasilannya sangatlah mencengangkan. “Jalan sepi” yang dilaluinya, setelah mencapai keberhasilan, hanya diganjar bonus 20 ribu yen saja oleh perusahaannya Nichia Corporation. Padahal keuntungan perusahaan ini jadi berlipat ganda sejak komersialisasi hasil temuannya ini.


tolong tinggalin jejak  dan  yah gan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar